Hello to productive Thursday! Kalau dihitung dengan postingan ini, ini sudah review ketiga untuk hari ini! Terlalu nganggur plus otak yang lagi banyak ide, menjadikan hari ini hari teraktif blog ini. *Hooray*

Postingan belakangan ini, ada yang ngerasa ngga kalau semuanya ratingnya kebanyakan 5? "AH.. BIAS ini blog! Review rating 5 semua dibayar ya?" Ya kali ada yang mau bayar blog yang masih recehan ini. Hahaha. 

Balik ke pertanyaan yang tadi. Kenapa semuanya rating kebanyakan 5? Karena yang kebanyakan yang kubahas kebanyakan untuk sekarang adalah SKIN CARE ROUTINE ku yang sudah stabil, dan jarang kuganti-ganti. Intinya yang kuposting belakangan ini adalah combo penyelamatku lah. Makanya ratingnya 5 semua. Kalau untuk pencarian skin care nya sampe ketemu combo yang cocok banget di kulitku? Setaun lah kira-kira trial and errornya. Hehehe. Lama ya? Ngga semua yang kupake bisa langsung cocok, karena dulu kulitku sempat iritasi dan breakout parah, jadi penyembuhannya untuk mencapai kulitku yang sekarang ngga sebentar. Jadi kalau yang belum ketemu tahapan skin care yang cocok untuk kalian, jangan menyerah ya! Dicoba pelan-pelan karena ngga bisa langsung kinclong gitu. Bukan ketok magic, teman.

Aku ketemu Pureheals Propolis 90 Ampoule ini saat lagi menjadi bucin sociolla. Tiap ada diskon scrolling, flash sale scrolling. Apalagi ketika aplikasinya mulai ada di Play Store. Beuh. Kerjaannya ngeliat Sociolla mulu. Terus tiba-tiba waktu asyik scrolling ketemu dengan ampoule ini sedang diskon 55%. Sebagai bucin yang baik, saya menyisihkan sedikit uang jajan untuk disumbangkan kepada sociolla :)

1. Packaging

 Bentuknya berupa botol dropper berwarna kuning dengan tulisan hitam. Agak mengingatkanku pada lebah. Sebenarnya aku tidak masalah dengan bentuk dropper seperti ini karena kebanyakan ampoule/serum menggunakan bentuk seperti ini. Hanya saja, dropper botolku agak bermasalah, karena dia sering bocor, produknya menetes ke bajuku sebelum sempat kuteteskan ke wajah :( Jadi kesannya membuang-buang produk.

2. Texture & Scent

Ekspektasiku produk ini akan berwarna kuning, ternyata tidak. Warnanya bening, dengan kuning yang samar-samar, hampir tidak berwarna sama sekali. Teksturnya kental sehingga masalah dropper yang bocor setidaknya tidak membuatku membuang terlalu banyak produk, karena tetesannya jatuhnya ngga cepet-cepet banget. ketika diusapkan ke wajah rasanya agak lengket, tetapi bukan lengket yang mengganggu karena cepat menyerap dan membuat kulit menjadi lembab.

3. Ingredients

 Propolis Extract, Aloe Vera Leaf Water, Niacinamide, PEG-40 Hydrogenated Castor Oil, Hydroxyethyl Cellulose, Sodium Polyacrylate, 1,2-Hexanediol, Honey Extract, Sodium Hyaluronate, Butylene Glycol, Caprylyl Glycol, Algin, Caramel, Adenosine, Illicium Verum Fruit Extract, Argan Oil, Rose Flower Oil, Sunflower Seed Oil, Peppermint Leaf Oil, Cardamom Oil, Thyme Oil, Clove Leaf Oil, Vetiver Root Oil, Lemongrass Oil, Scented Geranium Flower Oil, Lavender Oil, Orange Peel Oil

 Propolis extract ada di list pertama, sehingga aku yakin yang kudapatkan emang benar-benar propolis dengan tambahan bahan-bahan lain, yang ga kalah bagusnya. Selain itu ada aloe vera, niacinamide, honey extract yang bagus untuk melembabkan dan menutrisi kulit. Ada juga beberapa macam oil dan essential oil. Jadi penting untuk yang kulitnya sensitif dan tidak bisa menoleransi essential oil untuk melakukan patch test, atau kalau memang benar-benar menghindari, ampoule ini bukan untukmu.

4. How to Use

 Ampoule ini kumasukkan di slot serum, jadi kupakai setelah mencuci muka, toner, dan first essence. Karena pertamanya aku skeptis dengan ampoule ini, jadi kupake tipis-tipis, cuma 2 tetes untuk seluruh wajah. Tetapi karena ngga ada rasa apa-apa, kucoba lebih royal dengan memakai 4-6 tetes untuk seluruh wajah dan leher, pagi dan malam. Kenapa pagi dan malam? Aku males aja ngubah-ngubah skin care routine pagi dan malam. Hehehe. Jadi ya kebanyakan pagi dan malam skin care routineku cenderung sama.

5. Love / Hate

By the way, setelah kupakai dengan terlalu royal, sekarang aku merasakan kesedihan yang mendalam karena ampoule nya habis :( Ternyata efek dari ampoule ini perlahan namun pasti. Karena rasanya yang lembab, jadi setelah ampoule ini, pengaplikasian moisturizer cukup tipis-tipis saja. Yang kurasakan dari 5 bulan pemakaian ampoule ini emang bener-bener menutrisi kulitku, karena begitu bangun pagi, kulitku berasa kenyal dan lebih kencang. Selain itu ampoule ini juga membantu menenangkan jerawatku yang kemerahan dan meradang, jerawat batu yang bengkak pun berasa tidak begitu sakit dan lebih cepat mengempes dibandingkan ketika aku tidak memakai ampoule ini. 

Karena ada niacinamide, aku mengharapkan kulitku menjadi lebih cerah, walaupun tidak kudapatkan di ampoule ini, tetapi aku cukup puas dengan efek calmingnya yang luar biasa nampol di wajahku. Jadi ketika ada breakout atau jerawat yang keluar pada saat datang bulan, si propolis ini bener-bener membantu dalam mengatasi iritasi dan sakit dari meradangnya jerawat-jerawatku. Kalau sekarang sih, karena combo skin care routineku, aku jadi jarang jerawat yang parah, sehingga masalahku saat ini adalah pada bekas-bekasnya yang susah hilang. Jadi ketika ampoule ku habis, maka aku sekarang lebih berfokus pada pencerahan dan menyamarkan PIH (Post Inflammatory Hyperpigmentation, atau yang biasa dikenal dengan bekas jerawat yang kecoklatan) dan PIE (Post Inflammatory Erythema, atau bekas jerawat yang berupa bintik merah, relatif lebih susah hilang, karena menyangkut pembuluh darah) yang tersebar di area wajahku. Jadi sekarang aku sedang memakai serum Vitamin C yang nanti akan kureview juga. Hehehe.

Tapi kalau masalah jerawat sih, ini andalanku untuk menenangkan dan mempercepat recovery nya.

6. Status

Yes/No

Yes Yes Yes!

Rating

4.5/5 (Penyelamat breakoutku! Sayang droppermu agak bermasalah sehingga kadang produkmu malah terbuang *sad*)

Repurchase

Of course yes! Tetapi harganya lumayan, jadi nunggu diskonan si Pureheals dulu di sociolla baru beli :(

Sponsored/Gifted 

Nope. Purchased it on my own. Meskipun sponsored/gifted, percayalah, aku objektif dan transparan dengan reviewku

Sekarang dengan semakin pedulinya orang terhadap kesehatan dan perawatn kulit, tidak bisa dipungkiri bahwa sunscreen / tabir surya sudah menajdi suatu kebutuhan sehari-hari. Apalagi untuk berhadapan dengan UV A dan UV B yang dapat menyebabkan penuaan dini, keriput halus, flek-flek hitam, serta kanker kulit bila dipaparkan dalam keadaan yang lama dan jangka panjang. 

Karena itu dengan banyaknya yang mulai sadar dan memakai sunscreen, maka semakin banyak lah tuntutan ntuk membuat sunscreen dengan daya proteksi yang tinggi terhadap UV A dan UV B dengan pengaplikasian yang nyaman di kulit dan kemudahan reapply tiap 2-3 jam. Sehingga terciptalah sunscreen dengan berbagai macam variasi, dari SPF 15 sampai SPF 100, dengan PA+ sampai ++++, berbentuk krim, powder, stick, spray, dan bentuk apa pun yang membuat masyarakat tidak jenuh dan memudahkan aplikasinya, serta bila diperlukan, kemudahan dalam reapply juga masuk perhitungan. 

Selain itu, ada kekhawatiran lain, banyak yang mengklaim bahwa sunscreen yang bekerja secara "kimia" dapat masuk ke dalam peredaran darah, dan juga ketika di pakai untuk bersenang-senang di pantai, dapat luntur dan mencemari laut. Pencemaran inilah yang akan membuat kesehatan terumbu karang terganggu (coral bleaching). Walaupun belum bisa dipastikan kebenarannya, tetapi banyak yang masih ragu dan lebih memilih untuk memakai sunscreen berbahan dasar mineral (Zinc oxide dan Titanium oxide) sebagai Holy grailnya. 

Kalau menurutku sih, nggak masalah selama memang belum ada bukti yang empiris mengenai pencemaran laut dan bahayanya sunscreen "kimia" dalam pembuluh darah. Toh yang penting terlindungi dulu dari sinar matahari yang memang sudah terbukti dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker kulit. Jadi gak usah war ya.

Kenapa aku pilih ini? Karena aku mau nyoba, gimana sih rasanya sunscreen mineral? Banyak yang bilang whitecast dll, jadi aku memilih mencoba sunscreen dari Bare Republic SPF 30 dalam varian Tinted, alias berwarna, ngga putih polos. Aku sudah mencoba ini selama 3 bulanan sebelum aku akhirnya menulis review ini.

1. Packaging

Packagingnya berupa tube yang dilindungi oleh box dengan warna senada. Warnanya mengingatkanku pada unicorn, dengan warna warni yang cerah dan dasar putih. Benar-benar berasa seperti di pantai, karena kebawa iklannya juga yang banyak digunakan untuk ke pantai. Tubenya ga berkesan murahan benar-benar enak buat dilihat dan dipamerin ke temen-temen. Reapply di tengah-tengah temen yang kepo emang menyenangkan. Hehehe.

2. Texture & Scent

Teksturnya, lembut sekali, semacam whipped cream, tapi dengan rasa-rasa primer karena mengandung silikon. Jadi rasanya mirip-mirip dengan Emina Pore Ranger, cuma lebih creamy jadi lebih melembabkan. Kalau masalah bau, dia ngga mengandung fragrance apapun, yang mana aku suka, karena artinya brand ini tetep peduli dengan customernya yang memiliki kulit yang sensitif, jadi tetap bisa dipakai oleh semua jenis kulit. Kecuali kalau ada alergi dengan komposisinya ya.

3. Ingredients

Aktif : 

Titanium Dioxide- 5.2% Zinc Oxide- 2.5%

Inaktif : 

Aluminum Hydroxide, Butyrospermum Parkii (Shea) Butter, Cyclopentasiloxane, Daucus Carota Sativa (Carrot) Seed Oil, Dimethicone Crosspolymer, Glycerin, Hydrogen Dimethicone, Iron Oxides, Isopropyl Myristate, Isopropyl Titanium Triisostearate, Mica, Polyamide-5, Polysilicone-11, Propylene Carbonate, Rubus Idaeus (Raspberry) Seed Oil, Silica Silylate, Stearalkonium Hectorite, Synthetic Wax, Vitis Vinifera (Grape) Seed Oil 

Bahan yang aktif di sini adalah bahan yang memiliki kemampuan untuk menyaring sinar UV yang terpapar ke kulit kita, sedangkan yang inaktif adalah bahan yang digunakan untuk membantu suatu formulasi sunscreen tersebut untuk mendapatkan tekstur serta efek yang diharapkan.

Kalau kulihat, silikon ada di bagian atas komposisi ini. Pantas rasanya benar-benar mirip primer. Selain itu, bisa dilihat kalau sunscreen ini mengandung banyak oil yang terkenal dengan efek antioksidannya, sebut saja Carrot seed oil, Raspberry seed oil, dan Grape seed oil. Karena memang selain sunscreen untuk memfilter sinar UV yang masuk, tambahan antioksidan pun termasuk masuk akal, karena di aktivitas-aktivitas kita, terutama ketika siang hari, banyak radikal bebas dan polusi yang menyambut kita, sehingga kulit pun perlu dibekali dengan antioksidan yang cukup untuk melawan efek-efek buruk radikal bebas terhadap kulit.

4. How to Use

Sebelum dipakai, harus dikocok terlebih dahulu untuk menghomogenkan kandungan sunscreen yang kita pakai. Sebaiknya sunscreen dibiarkan selama 15 menit sebelum kita beraktivitas keluar, untuk memastikan sunscreen sudah mengering dan membantuk lapisan merata di atas kulit. jangan lupa reapply tiap 2 jam. Produk ini merekomendasikan reapply tiap 40 menit sekali kalau berkeringat atau berenang. Kalau aku sih makenya sebanyak 2 ruas jari.

5. Love / Hate

Aku memakai ini selain untuk sunscreen, tetapi sekaligus juga sebagai primer. Warnanya yang tinted tidak punya shade lain jadi cuma ada 1 macam saja, yaitu buat yang kulitnya cerah atau setidaknya medium skin tone. Kalau untuk masalah mineral sunscreen pada umumnya, yaitu white cast, aku ngga berasa sama sekali! Mungkin karena ini tinted kali ya? Jadi yang aku liat di cermin itu cuma sekedar MSBB (My Skin But Better), warna kulit pun keangkat, jadi seperti tone up cream di mukaku. Bagusnya lagi, aku nggak perlu pakai bedak untuk ngeset sunscreen ini karena emang finishnya matte, yang bagus banget. Walaupun kalau sudah 4 jam tanpa reapply sudah mulai keliatan dewy di bangian hidung dan pipi, tetapi ngga mengganggu sama sekali, malah keliatan lebih "glow" gitu (kadang lupa reapply, hehe). 

Kalau yang aku kurang suka dari sunscreen ini, dia membutuhkan waktu yang agak lama sebelum akhirnya kering dan melapisi kulit wajah secara merata. Selain itu oke sih, kadang aku nggak pakai pelembab lagi kalau sudah pake sunscreen ini. Menurutku ini cocok lah kalau buat skincare routine yang lagi mager, karena bisa menggantikan moisturizer (karena mukaku oily jadi sudah cukup lembab menurutku) dan aku merasa ngga perlu lagi pakai bedak.

Tetapi jangan lupa, sunscreen untuk badan dan untuk wajah sama pentingnya. Ngga mau kan kalau muka masih kencang mempesona tapi tangan kaki dan leher mulai keriput? Mulai pakai sunscreen dari sekarang ya!

6. Status

Yes/No

Yes Yes Yes!

Rating

5/5 (Cocok lah pokoknya!)

Repurchase

Of course yes! Tetapi harganya lumayan, jadi cuman kupake kalau lg males skincare banyak-banyak aja, karena aku takut kalau ini habis :( Secinta itu! hahaha

Sponsored/Gifted 

Nope. Purchased it on my own. Meskipun sponsored/gifted, percayalah, aku objektif dan transparan dengan reviewku

Matcha (green tea, teh hijau) sudah menjadi tren beberapa tahun belakangan ini dan bisa ditemukan dimana aja. Cheese cake, Ice blend, Nugget pisang, Milk Tea, Martabak, semua yang bisa dipakein green tea, pasti ada varian green tea nya.

Begitu pula yang terjadi pada skincare. Ada beberapa yang mengombinasikan formulasi produknya dengan teh. Salah satu yang menarik perhatianku adalah Matcha Hemp Hydrating Cleanser (MCCH) dari Krave Beauty. Krave sendiri adalah brand yang diusung oleh Liah Yoo, salah satu beauty influencer yang terkenal, dengan pendekatannya terhadap perawatan kulit yang berprinsip gentle dengan formulasinya yang lembut dan tanpa tambahan komposisi yang dianggap tidak perlu / terlalu harsh untuk kulit (vegan-friendly, cruelty-free, and formulated without fragrance, essential oil, colorant).

Banyak banget reviewer yang menjadikan cleanser ini sebagai HG mereka, sehingga akhirnya aku pun diliputi rasa penasaran dan membeli cleanser ini. Sebelumnya aku selalu memakai cleanser dari The Body Shop varian tea tree oil sejak SMA sampai sekarang (kira-kira 5 tahun an?) dan bagus-bagus aja sih, cuma entah kenapa aku tertarik dengan cleanser ini, jadi aku berpindah hati dulu ya.


1. Packaging

 Pas pertama dateng aku langsung jatuh cinta dengan tube nya! Tubenya keliatan mahal dengan tekstur halus dan doff. Warnanya putih, keliatan bersih, tetapi harus hati-hati karena kalau kotor dikit udah keliatan jorok, hahaha. Tube nya dilindungi dengan box warna senada, putih dan hijau, yang enak dipandang, satisfying pokoknya, berasa ga salah ngebeli ini.

2. Texture & Scent
 
 Ada sedikit bau seperti green tea di sini dan baunya agak earthy dan herbal gitu, bener-bener calming, dan membuat ritual cleansing menjadi menyenangkan dan bukan beban. Emang kadang mengherankan bagaimana bau-bauan yang menenangkan bagi hidung kita bisa membuat mood menjadi lebih baik.

Teksturnya berupa jeli berwarna hijau kecokelatan dengan bintik-bintik hijau tua, yang kuasumsikan berasal dari daun teh hijau yang digiling kasar. Cukup sedikit saja di tangan, sudah mampu membersihkan seluruh wajah, meskipun busanya tidak terlalu banyak.


3. Ingredients

Ini adalah daftar komposisi yang kuambil dari websitenya :

Camellia Sinensis Leaf Water, Water, Glycerin, Coco-Betaine, Methyl Gluceth-10, Ethoxydiglycol, Dipropylene Glycol, Methylpropanediol, Sodium Chloride, Butoxydiglycol, Diglycerin, Glycereth-26, Xanthan Gum, Camellia Sinensis Leaf Powder, Quillaja Saponaria Bark Extract, Prunus Amygdalus Dulcis (Sweet Almond) Oil, Cannabis Sativa (Hemp) Seed Oil, Avena Sativa (Oat) Kernel Extract, Diethoxydiglycol, Coco-Glucoside, Caprylyl Glycol, Glyceryl Caprylate, Decyl Glucoside, Pentylene Glycol, 1,2-Hexanediol, Sodium Cocoyl Isethionate, Butylene Glycol, Octanediol, Panthenol (Vitamin B5), Citric Acid, Ethylhexylglycerin, Caprylic/Capric Triglyceride, Sodium PCA, Disodium EDTA

Selain itu, Krave juga mengklaim bahwa cleanser mereka mengandung 40% teh hijau! Mungkin itu kenapa baunya menyenangkan sekali di hidung. Lalu untuk pH ada di sekitar 5.0-6.0, warna bisa bervariasi tergantung dari batch, yang kuasumsikan karena dengan penggunaan bahan alam, kualitas tiap panen bisa berbeda. Jasdi tetap aman untuk kuit walaupun warna atau pH yang bervariasi.

Kalau untuk bintang dari formulasi ini, jelas dong. Teh hijau, karena antioksidan yang tumpeh-tumpeh buat kulit kita yang selalu terkena radikal bebas. Selain itu, ada Hemp seed oil, oil yang beberapa tahun belakangan ini menjadi terkenal karena didapatkan dari tanaman Cannabis sativa. Tapi tentu saja tidak mengandung THC (Tetra Hydro Cannabinol) yang bisa membuat kita high. Kalo kata si Krave, yang ada malah HIGH-drating. Hehehe. 

 Mereka juga punya Coco -betaine, Coco-glucoside, Decyl glucoside, yang adalah agen pembersih yang lenbut di kulit dan kemungkinannya untuk mengiritasi dan mengeringkan kulit lebih minimal dibandingkan surfaktan tradisional seperti SLS. Ada vitamin B5 dan Sodium PCA juga yang membantu melembabkan dan menguatkan barrier kulit. Too much goodness in a tube! 

4. How to Use

Aku menggunakannya seperti menggunakan cleanser pada umumnya. Aku tekan sampai setidaknya 1 ruas jari, lalu dibasahi dan digosokkan ke tangan yang sudah bersih sampai berbusa, baru diusap dengan lembut di seluruh area wajah sampai bersih. Kalau memakai sunscreen, aku suka melakukan double cleanse dengan cleansing balm sebelum menggunakan cleanser ini supaya benar-benar bersih dan terangkat semua segala kotoran yang menempel di wajah.

5. Love / Hate

 Karena cleanser TBS ku sudah habis, maka ini adalah cleanser satu-satunya yang kugunakan selama beberapa bulan belakangan ini. Harus kuakui 120ml merupakan ukuran yang lumayan untuk cleanser ini, mana aku ngejar PAO nya yang 12 bulan. Sekarang sudah menuju 6 bulan pemakaian dan masi tersisa sepertiga. Tapi worth it, aku suka. Cleanser ini seperti mengangkat semua kotoran yang tertempel di wajahku tanpa membuat wajahku berasa keset, kering, yang ada malah lembab, bukan cuma bersih, tapi juga lembab! Walaupun lembabnya ga bertahan lama, karena kelembabannya perlu disegel dengan skincare routine yang lainnya agar kulit tetap lembab dan terawat. Cleanser ini cuma membantu menutrisi dan menjaga agar barrier kulit tidak terganggu dan rusak.

Klaimnya yang merupakan gentle cleanser yang tidak mengganggu barrier kulit menurutku benar adanya. Kenapa aku bilang begini? Karena selama memakai ini, skincare yang lain tidak kuganti karena sama-sama menghabiskan PAO nya (skincare commitment benar-benar membantu dalam hal ini, karena kadang kita bosan dengan rutinitas yang itu-itu saja, tetapi kalau aku sih, sayang kalau skincare yang aku suka ga habis karena PAOnya sudah lewat). Yang aku perhatikan dari pemakaian selama 4 bulan dengan rutinitas yang tidak berganti, kulitku berasa lebih jarang breakout, serta tidak gampang merah karena iritasi ataupun karena menggunakan exfoliant toner. Bekas jerawat masih menjadi masalah utamaku, tetapi karena semakin jarang breakout, maka semakin sedikit bekas jerawat yang harus diurus. Jadi, selain mencoba-coba skincare baru, pastikan untuk menemukan skincare routine yang cocok dan stabil ya, karena itu akan menjadi landasan untuk mencoba-coba skincare yang lain. Biar nanti kalau breakout karena skincare baru, masih bisa kembali ke skincare routine yang lama untuk membantu meminimalisasi dan menyembuhkan breakout.

Overall, Liah Yoo, you did a great job at this cleanser! Really, really adore this!

6.Status